
Pesawaran,LE – Menyambut HUT ke-61 Partai Golkar pada 20 Oktober 2025, DPD Partai Golkar Kabupaten Pesawaran menggelar serangkaian kegiatan sosial, mulai dari pembagian 1.000 paket sembako hingga santunan anak yatim. Meski diklaim sebagai wujud kepedulian, langkah ini tak lepas dari sorotan sebagai strategi politik untuk mendekatkan diri dengan masyarakat di tengah persaingan partai yang kian sengit.
Ketua Panitia Pelaksana, Muslim, dalam konferensi persnya, Kamis (10/10/2025), menegaskan kesiapan dan niat tulus partai. “Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Partai Golkar dan wujud rasa syukur, sekaligus ajang mempererat silaturahmi antara kader dengan masyarakat,” ujarnya. Namun, frasa “mempererat silaturahmi” kerap diinterpretasikan dalam peta politik sebagai upaya memelihara dan memperluas basis pemilih.
Tidak hanya berhenti di acara seremonial, rangkaian kegiatan direncanakan hingga akhir tahun, termasuk Pagelaran Seni dan Budaya pada November dan Tasyakuran pada Desember 2025. Skema yang berlarut ini mengindikasikan upaya yang terstruktur untuk menjaga keberlangsungan citra partai di mata publik.
Ketua DPD Golkar Pesawaran, Yusak, menyatakan bahwa semua kegiatan merupakan instruksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. “Kami berharap kegiatan ini dapat semakin mendekatkan Partai Golkar dengan masyarakat,” tuturnya. Pernyataan ini mengukuhkan bahwa aksi sosial ini bukanlah inisiatif lokal semata, melainkan bagian dari strategi nasional Partai Golkar untuk konsolidasi dan branding politik secara masif.
Analis politik melihat, kegiatan semacam ini merupakan pola klasik yang efektif, terutama di daerah, untuk membangun narasi bahwa partai peduli pada akar rumput. Di tengah tingginya kebutuhan ekonomi masyarakat, bantuan sembako dan santunan bisa menjadi alat yang powerful untuk membentuk persepsi positif, yang pada akhirnya diharapkan dapat dikonversi menjadi dukungan politik di bilik suara.
Keberhasilan “strategi kedekatan” ini di Pesawaran, dan di seluruh Indonesia, akan teruji dalam kontestasi politik berikutnya, menentukan apakah bantuan sosial jangka pendek dapat mentransformasi menjadi loyalitas politik jangka panjang.(Ahy)