
PESAWARAN, (LE) – Suasana malam di Jalan Lintas Kedondong, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, berubah mencekam setelah dua peristiwa percobaan pembegalan terjadi beruntun pada Sabtu (11/10/2025) malam. Korban pertama adalah Dayat (28), warga Bayas Jaya, Dusun Serkung.
Kejadian menimpa Dayat sekitar pukul 19.35 WIB, tepatnya di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Way Khilau. Usai mengantar saudaranya ke Pasar Baru, Kecamatan Kedondong, dalam perjalanan pulang menuju Bayas Jaya, ia tiba-tiba dihadang oleh dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor. Pelaku digambarkan berbadan gemuk dan agak gempal.
“Mereka memepet saya dan berusaha meraih tangan saya. Saya langsung menepis tangan pelaku dan menancap gas,” ujar Dayat menceritakan detik-detik genting itu.
Namun, pelaku tidak mudah menyerah. Mereka mengejar Dayat hingga ke area depan Jembatan Tanjung Kerta. Beruntung, pelaku kemudian memutuskan untuk putar arah dan menghentikan pengejaran. Meski selamat, Dayat mengaku trauma dengan kejadian tersebut. “Alhamdulillah, Allah masih melindungi saya dari musibah yang baru saya alami ini,” ucapnya.
Tidak jauh dari lokasi dan dalam malam yang sama, teror serupa dialami oleh Edi (45), warga Pesawaran. Sekitar pukul 20.30 WIB, saat melintas di dekat kebun coklat yang berdekatan dengan KUA Way Khilau, ia dihentikan oleh tiga orang lain.
“Mereka melambaikan tangan, meminta saya berhenti. Dua orang berpostur sekitar 160 cm, berbadan tegap, dan satu lagi pendek,” cerita Edi. Dengan insting waspada, Edi memilih untuk tidak berhenti. Ia terus melaju sambil membunyikan klakson dan mempercepat kendaraannya.
Diduga, pelaku yang menargetkan Dayat dan Edi adalah kelompok yang sama. Kesamaan lokasi dan waktu kejadian yang berdekatan menguatkan dugaan ini.
Keresahan warga pun semakin memuncak. Mereka mendesak aparat keamanan, khususnya Polsek Kedondong dan Polres Pesawaran, untuk segera mengambil tindakan. Tuntutan utama adalah meningkatkan patroli dan melakukan razia di lokasi kejadian.
Kekhawatiran warga bertambah setelah informasi dari sejumlah sumber yang minta dirahasiakan menyebutkan bahwa area seputar KUA dan kebun coklat tersebut kerap dijadikan tempat untuk mengonsumsi dan bertransaksi narkoba jenis sabu-sabu. Hal ini menimbulkan spekulasi adanya kaitan antara aktivitas narkoba dengan aksi kejahatan jalanan yang terjadi.
Sampai berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi. Masyarakat setempat berharap tindakan tegas dan cepat dari polisi untuk mengembalikan rasa aman dan menertibkan lokasi yang dianggap sebagai “black area” kejahatan tersebut.(Ahy)